Ipv4 (sejarah. aturan. Klasifikasi)

penyusun:

nama: muhammmad





Apa itu IP Address? Pengertian dan Jenis-Jenisnya

Dewasa ini, Anda tak perlu pergi ke mana-mana untuk mencari berbagai informasi yang diinginkan. Anda dapat mengaksesnya dalam hitungan detik melalui web. Kemudahan ini bisa didapatkan dengan adanya koneksi internet dan perangkat yang bisa tersambung dengannya.

Namun, barangkali Anda belum tahu bahwa hal tersebut dapat terjadi berkat berbagai macam komponen penting. Salah satunya adalah IP (Internet Protocol) address yang memungkinkan device Anda, baik itu PC, laptop, atau ponsel, untuk terkoneksi dengan internet.

Apa itu sebenarnya IP address? Dalam artikel ini Anda akan menemukan jawabannya.

Pengertian IP Address

Banyak orang telah beralih ke media sosial sebagai media komunikasi. Akan tetapi, setidaknya setiap orang masih memiliki dan menggunakan nomor telepon agar dapat terhubung dengan sesama.

Nah, bayangkan diri Anda dan orang lain sebagai perangkat komputer dan IP address sebagai nomor telepon masing-masing.

Dengan kata lain, IP address adalah sebaris angka yang dimiliki setiap komputer, ponsel, atau gawai “pintar” lainnya yang terhubung melalui internet. Angka-angka ini berbeda di setiap perangkat dan digunakan untuk menghubungi satu sama lain.

Lalu, bagaimana seseorang bisa mengakses sebuah situs di internet dengan nomor-nomor tersebut? Perlu Anda ketahui juga bahwa semua situs merupakan kumpulan file dan data yang dijalankan pada server hosting tempat mereka disimpan — yang juga merupakan perangkat komputer.

Oleh karena itu, masing-masing website memiliki IP addressnya sendiri, seperti 74.125.224.72 yang digunakan oleh mesin pencarian Google. Namun, alamat IP situs seseorang mungkin sama dengan yang dimiliki webmaster lainnya. Hal ini akan dijelaskan pada bagian lain artikel ini.

Fungsi IP Address

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, IP address ada agar setiap perangkat yang dapat menggunakan koneksi internet bisa menghubungi satu sama lain. Akan tetapi, barisan angka ini juga memiliki fungsi lainnya.

Selain dianalogikan sebagai nomor telepon, IP address juga bisa diumpamakan sebagai nama orang dan alamat rumah. Mengapa?

Pertama, IP address juga merupakan identitas sebuah komputer dalam jaringan internet. Dengan demikian, pemilik sebuah website dapat mengetahui semua IP address yang mengakses situsnya. Hal tersebut juga berlaku pada jaringan Wi-Fi publik.

Kedua, IP address berfungsi sebagai alamat pengiriman data ke perangkat Anda. Ketika Anda mengakses sebuah situs, sebenarnya ada proses pengunduhan data yang dikirim dari situs tersebut. Proses tersebut dimungkinkan berkat IP address.

Versi IP Address

Saat ini sudah ada lebih dari satu miliar website di dunia maya. Ditambah lagi, jumlah perangkat yang terhubung dengan internet pastinya lebih banyak dari itu. Oleh karenanya, kini ada dua versi IP address yang digunakan, yaitu IPv4 dan IPv6.

IPv4

Inilah versi IP address yang telah dipakai sejak internet mulai dimanfaatkan secara komersial. Selain itu, versi inilah yang paling banyak digunakan. Kemungkinan besar saat ini Anda sedang memakainya juga.

Sebuah alamat IPv4 memiliki panjang angka 32 bit dan terdiri dari empat kumpulan angka yang dipisahkan oleh titik. Masing-masing kumpulan angka tersebut adalah representasi desimal dari delapan digit (bit) angka biner.

Satu baris yang terdiri dari delapan angka biner tersebut juga disebut oktet. Setiap oktet bernilai maksimal 255. Karenanya, alamat IPv4 memiliki rentang dari 0.0.0.0 sampai 255.255.255.255. Dengan rentang tersebut, IPv4 dapat menampung hampir 4,3 miliar IP address.

Agar anda dapat mengilustrasikan penjelasan tersebut, berikut adalah beberapa contoh alamat IPv4:

  • 172.16.254.1
  • 172.146.80.100
  • 192.168.1.3
  • 172.16.254.1

IPv6

Versi IP address ini belum digunakan secara luas, tetapi diciptakan karena kapasitas IPv4 yang kian menipis. IPv6 memiliki panjang angka 128 bit dan terdiri dari delapan kumpulan angka dan huruf yang dipisahkan oleh titik dua. Masing-masing kumpulan tersebut merupakan representasi desimal dari 16 angka biner.

Oleh karena banyaknya kemungkinan kombinasi angka dan huruf yang ada, IPv6 dapat menampung 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat. Dengan ini, pastinya dunia tidak akan kekurangan IP address untuk waktu yang cukup lama.

Salah satu contoh alamat IPv6 adalah 2001:cdba:0000:0000:0000:0000:3257:9652. Namun, kumpulan yang hanya terdiri dari angka nol biasanya tidak ditulis agar praktis. Lalu, bagian yang dihilangkan ditunjukkan dengan adanya dua tanda titik dua seperti berikut: 2001:cdba::3257:9652.

IP Publik dan IP Privat

IP address dikategorikan dalam dua jenis berdasarkan cakupannya, yaitu publik dan privat.

Publik

Sesuai namanya, IP address dengan jenis ini dapat diakses melalui jaringan internet. Oleh karena itu, IP address publik dimiliki oleh segala perangkat yang diperuntukkan khalayak umum. Server website, server email, dan router Wi-Fi adalah beberapa contoh device yang menggunakan alamat IP publik.

Baik IP address publik maupun privat memiliki rentang angka tersendiri (dan dibagi menjadi beberapa kelas yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya). Alokasi untuk rentang angka IP address berjenis publik diatur oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA). Apabila ada organisasi (contohnya penyedia layanan internet) yang ingin mendapatkan jatah IP publik, ia harus meminta izin ke badan otoritatif tersebut. 

Privat

IP address berjenis privat digunakan untuk komunikasi pada jaringan lokal. Contoh perangkat yang memiliki alamat IP privat adalah laptop, PC, dan ponsel. Masing-masing device tersebut dapat berkomunikasi dengan satu sama lain tidak melalui koneksi internet, tetapi pada jaringan lokal seperti local access network (LAN).

Nah, pada titik ini mungkin pertanyaan berikut muncul di benak Anda: bagaimana komputer saya bisa mengakses sebuah website jika alamat IP-nya berjenis privat? Jawabannya adalah karena device tersebut melakukannya melalui IP address publik milik router internet Anda sebagai perantara.

IP Dinamis dan IP Statis

Penyedia layanan internet sebenarnya memberikan dua jenis IP address, yaitu dinamis dan statis. Berikut adalah penjelasan atas keduanya.

Dinamis

IP address dinamis adalah jenis yang biasanya dimiliki oleh umum, termasuk Anda. Alamat IP ini diberikan oleh penyedia layanan internet secara cuma-cuma, tetapi tidak bersifat abadi.

Mengapa demikian? Sebelumnya telah dijelaskan bahwa saat ini jumlah IP address yang bisa digunakan semakin menipis. Karenanya, alamat IP digunakan secara bergiliran. Nah, penyedia layanan internet pula yang bertanggung jawab atas hal ini.

IP address dinamis dapat berubah satu kali setiap minggu, bulan, atau tahun. Namun, restart perangkat atau router internet pun dapat menyebabkan pergantian ini.

Statis

Berkebalikan dengan jenis di atas, IP address statis “di-booking” oleh pihak yang menggunakannya.

Pengguna yang melakukan reservasi terhadap satu atau lebih alamat IP termasuk penyedia layanan web hosting, virtual private network (VPN), dan server file transfer protocol (FTP). Mereka membutuhkan IP address yang tidak berubah karena layanan yang bergantung padanya.

Tentunya, Anda harus membayar sejumlah biaya yang diberikan oleh penyedia layanan internet untuk mendapatkan IP address statis.

Shared IP dan Dedicated IP

Jika Anda menjalankan satu atau lebih website, perlu diketahui bahwa ada dua jenis IP address yang digunakan oleh server web hosting, yaitu shared dan dedicated IP.

Shared IP

Dengan penjelasan sebelumnya mengenai IP publik, pastinya Anda sudah paham bahwa masing-masing server website memiliki satu alamat IP.
Nah, shared IP biasanya terdapat pada server shared hosting, di mana semua penggunanya berbagi seluruh sumber daya server tersebut, termasuk IP address-nya. Tak hanya itu, semua domain milik seorang pengguna juga memakai alamat IP yang sama.

Dedicated IP

Jika shared IP dipakai bersama-sama oleh semua pengguna pada suatu server, dedicated IP hanya digunakan oleh satu domain.
Meskipun jenis IP address ini umumnya ditawarkan pada server dedicated hosting dan cloud VPS hosting, beberapa penyedia layanan web hosting memperbolehkan pelanggannya untuk menggunakan dedicated IP pada server shared hosting.

Kelas IP Address

IP address IPv4 juga dibagi menjadi beberapa kelas. Masing-masing memiliki rentang angka serta jumlah maksimal alamat IP dan jaringan:

  • Kelas A

  • Rentang angka : 0.0.0.0 – 127.255.255.255
    Jumlah maksimal alamat IP : 16.777.216
    Jumlah maksimal jaringan : 128

  • Kelas B

  • Rentang angka : 128.0.0.0 – 191.255.255.255
    Jumlah maksimal alamat IP : 1.048.576
    Jumlah maksimal jaringan : 16.384

  • Kelas C

  • Rentang angka : 192.0.0.0 – 223.255.255.255
    Jumlah maksimal alamat IP : 65.536
    Jumlah maksimal jaringan : 2.097.152

  • Kelas D

  • Rentang angka : 224.0.0.0 – 239.255.255.255
    Jumlah maksimal alamat IP : tidak didefinisikan
    Jumlah maksimal jaringan : tidak didefinisikan

  • Kelas E

  • Rentang angka : 140.0.0.0 – 255.255.255.255
    Jumlah maksimal alamat IP : tidak didefinisikan
    Jumlah maksimal jaringan : tidak didefinisikan

Penutup

IP address adalah sebaris angka yang digunakan oleh semua perangkat komputasi untuk berhubungan melalui internet.

Ada dua versi alamat IP, yaitu IPv4 yang telah digunakan sejak masa awal internet dan IPv6 yang baru-baru ini diciptakan untuk menutup kekurangan kuota IP address. Di samping itu, alamat IP juga dibedakan menjadi beberapa jenis dan kelas.

IP address dapat dimanfaatkan untuk melakukan koneksi remote dengan device lain dan server. Apabila ingin tahu IP address yang Anda gunakan untuk alasan di atas, Anda dapat membaca panduan melihat IP address di komputer dan perangkat Android.


Siaran Pers No. 136/DJPT.1/KOMINFO/10/2008 Krisis Ketersediaan Alamat Protokol Internet versi 4 (IPv4)


IP Address merupakan salah satu sumberdaya Internet yang terbatas jumlahnya dan menjadi satu-satunya sistem pengalamatan jaringan Internet. Sistem pengalamatan ini memungkinkan komunikasi antar jaringan di dalam Internet. Sejak 1983, sistem pengalamatan yang digunakan adalah IPv4 dengan jumlah sekitar 4 milyar. IANA sebagai lembaga pengelola alamat IP, menyatakan ketersediaan alamat IP telah semakin terbatas, tinggal 700 juta alamat IP (46 kali /8). Jumlah ini sangat kritis untuk dialokasikan mengingat pertumbuhan Internet saat ini di seluruh dunia sangat cepat. Perkembangan teknologi telekomunikasi di masa depan seluruhnya akan berbasis IP sehingga membutuhkan jumlah alamat yang sangat besar. Jauh lebih banyak, berkali lipat dari ketersediaan IPv4 saat ini.

Analis senior APNIC Mr. Geoff Houston melakukan proyeksi matematis model konsumsi IP. Proyeksi tersebut menunjukkan alokasi IPv4 di tingkat IANA akan habis pada tahun 2010 dan akan disusul penyerapan pada tingkat regional pada tahun 2011. Sedangkan pada tingkat pengguna (lokal) akan habis maksimal pada tahun 2012. Model konsumsi IP hasil proyeksi Mr. Geoff Housten menunjukkan adanya percepatan penggunaan IPv4 yang sebelumnya pada tahun 2006 diperkirakan baru akan habis pada tahun 2014.

Proyeksi kebutuhan alamat IPv4 di Indonesia sampai tahun 2012 akan mencapai tingkat pertumbuhan sejalan dengan jumlah pengguna Internet yaitu mencapai 80 juta. Namun pada kenyataannya penyerapan dan pemanfaatan alokasi alamat IP masih sangat terbatas. Pada awal tahun 2008 dengan tingkat pengguna Internet akan mencapai hampir 30 juta orang, distribusi IPv4 baru mencapai jumlah 500 ribuan (setara /13). Kondisi ini sangat tidak seimbang dan tidak dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan infrastruktur, pengguna dan aplikasi Internet Indonesia.

Infrastruktur jaringan Internet terus bertambah, semakin merata dan terjangkau harganya. Pada tahun 2010 jaringan Fiber Optik proyek Palapa Ring akan mulai beroperasi. Jaringan ini pada 2012 akan menghubungkan 50% dari 465 kota di Indonesia dengan total kapasitas mencapai 600 Gbps. Jaringan ini akan menyumbang sedikitnya 10 juta pengguna Internet baru. Sedangkan jaringan Internet pendidikan yang telah mulai dibangun sejak tahun 2006, diperkirakan pada 2012 akan menghubungkan 30 juta siswa ke Internet. Jaringan e-Government yang saat ini sedang dirintis akan berpotensi menyumbangkan 70 juta pengakses baru dan akses Internet mobile (selular dan BWA) akan menghubungkan 10 juta pengakses.

Aplikasi Internet serta berbagai layanan konten juga akan meningkat pesat. Selain aplikasi bisnis, yang akan banyak membutuhkan alamat IP adalah penyelenggara konten pendidikan dan pemerintahan serta layanan mobile. Pemanfaatan sumber daya Internet seperti domain dan IP akan bergeser dari institusi menjadi individual. Dari perkantoran dan sekolah, beralih ke rumah dan layanan mobile. Teknologi akan makin konvergen dan berjalan pada platform tunggal berbasis IP. Akan timbul ketergantungan terhadap alamat IP. Keterbatasan ketersediaan alokasi IPv4 secara pasti akan menghambat laju pertumbuhan Internet yang artinya akan menurunkan daya saing bangsa Indonesia, sehingga mengakibatkan timbulnya kompetisi antar negara untuk mendapatkan alokasi IP lebih banyak demi mencukupi kebutuhannya. Pemerintah Indonesia bersama komunitas Internet nasional akan memperjuangkan alokasi IP hingga sedikitnya sejumlah 32 juta alamat (setara 2 x /8) sebagai solusi jangka pendek sampai dengan tahun 2012 demi mengamankan kepentingan nasional dan stabilitas Internet.

Untuk menghindari terjadinya krisis, Pemerintah Indonesia dan komunitas Internet nasional telah menyiapkan langkah antisipasi, antara lain :

  1. Mengupayakan perubahan kebijakan alokasi alamat IPv4 tingkat regional (APNIC) agar mempertimbangkan kebutuhan negara yang potensi pertumbuhan infrastruktur, konten dan pengguna Internetnya sangat besar seperti Indonesia. Jangan sampai negara yang lebih kecil skalanya bisa mendapat alokasi IPv4 lebih banyak seperti terjadi saat ini
  2. Pemberian insentif alokasi baru IPv6 berupa tarif yang relatif rendah untuk permintaan alokasi IPv6.
  3. Perubahan road map transisi menuju IPv6 dan menyelenggarakan berbagai program untuk mendorong percepatan implementasi. Diharapkan menjelang tahun 2012 proses transisi ini akan mampu mengambil alih dan memindahkan jaringan IPv4 ke IPv6.

IPv6 adalah solusi satu-satunya krisis alokasi IPv4. IPv6 memiliki banyak kelebihan seperti kemanan, kemampuan konfigurasi dan routing otomatis serta jumlah pengalamatan yang mencapai 2^128, setara dengan setiap inci permukaan bumi. Jauh lebih banyak dari IPv4 yang hanya sejumlah 4 Milyar. Akan tetapi, riset, pengembangan dan implementasi IPv6 sejauh ini masih sangat terbatas dan jauh lebih lambat dibandingkan percepatan konsumsi IPv6. Belum ada satu pun negara yang merasa telah memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengelola IPv6. Koordinasi antar negara juga masih sangat rendah. Sehingga ada kekhawatiran IPv6 tidak akan siap menggantikan IPv4 pada saat puncak krisis tercapai. Bila semula krisis diproyeksikan terjadi pada tahun 2018 – 2025, ternyata laju percepatan pada saat ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2012.

Implementasi IPv6 memang masih belum populer. Banyak hal menjadi kendala, seperti belum banyaknya translator jaringan IPv4 ke jaringan IPv6, kelambanan dan keengganan para Penyelenggara Jasa Internet (ISP) untuk memulai adopsi IPv6 ke dalam jaringannya karena perlu investasi baru yang tidak sedikit pada sistem inti dan pendukung. Hingga masalah belum tersedianya perangkat dan aplikasi yang secara native berjalan pada IPv6 serta pengguna akhir yang belum siap dengan perubahan tersebut.

Akan tetapi, sebenarnya seluruh pemangku kepentingan Internet nasional sebenarnya telah menyadari bahwa kondisi krisis alamat IP ini cepat atau lambat pasti akan terjadi. Tinggal masalah membangun kesepakatan untuk melakukan upaya percepatan penanggulangan, salah satunya dengan transisi menuju ke IPv6 secara menyeluruh. Pemerintah bersama pemangku kepentingan Internet nasional pada tahun 2006 berinisiatif membentuk Indonesia IPv6 Task Force (ID-IPv6TF), yaitu gugus tugas yang dibentuk untuk melakukan koordinasi dengan seluruh unsur terkait di dalam industri Internet Indonesia dan dalam perjalanannya selama ini telah menjalankan road map sbb.:

2006

Tahapan Sosialisasi, Riset dan Pengembangan Teknis IPv6

• Sosialisasi :

• Teknologi, standar dan policy global

• Peningkatan pengetahuan IPv6 dan mendorong peran serta komunitas

• Melakukan sosialisasi hasil pengembangan model implementasi dan regulasi

• Pengembangan model implementasi :

• Menyusun best practice implementasi

• Membangun jaringan IPv6 terbatas

• Dokumentasi model implementasi IPv6

• Pengembangan policy nasional :

• Identifikasi materi-materi policy nasional yang akan dimuat

• Menyusun draft policy nasional

• Menyusun regulasi

• Konsultasi publik

• Peran serta dalam komunitas global :

• Pengembangan IPv6, standarisasi, policy, dan Internet governance

2007

Tahapan Pengembangan Infrastruktur dan Konten berbasis IPv6

• Meningkatkan produk nasional berbasis Ipv6 berkoordinasi dengan riset perguruan tinggi

• Evaluasi skema implementasi dan distribusi IPv6 nasional

• Evaluasi proses transisi oleh Pemerintahan dan lembaga publik

• Evaluasi implementasi dan penggunaan infrastruktur IPv6 nasional

• Evaluasi keamanan jaringan IPv6

2008

Tahapan Pengembangan Aplikasi dan Proses Transisi

• Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk membentuk trainer dan instruktur

• Desain jaringan dan upgrade aplikasi eksisting

• Percepatan proses transisi IPv4 ke IPv6

• Mengembangkan potensi aplikasi

• Menciptakan programer aplikasi IPv6

• Monitoring dan evaluasi implementasi transisi eksisting

Sebagian besar target road map memang telah tercapai, akan tetapi sejumlah agenda tidak dapat tercapai akibat masih rendahnya tingkat pemahaman publik, termasuk dari kalangan para pemangku kepentingan sendiri. Akibatnya, tingkat partisipasi terhadap road map IPv6 juga sangat terbatas. Sehingga dipandang perlu untuk melakukan perubahan road map dan agenda transisi IPv6 menyesuaikan kondisi faktual saat ini. Rancangan road map IPv6 versi revisi akan diawali pada tahun 2008 dan akan lebih banyak menekankan urgensi upaya migrasi dari IPv4 dan implementasi IPv6. Diharapkan dengan perubahan ini akan dapat meningkatkan perhatian dan sense of crisis dari para pemangku kepentingan. Road map akan terbagi dalam 3 pentahapan:

2008

Tahapan Persiapan

• Inventarisasi Infrastruktur:

• Konsolidasi IPv4 yang telah teralokasi (APJII, IX, IP historical) untuk memetakan total IP existing

• Identifikasi kebutuhan IP (e-gov, jardiknas, operator jaringan, dll.)

• Training Need Analysis

• Menggalakkan program pelatihan IPv6 lintas sektoral

• Mencari peluang pelatihan spesifik IPv6 secara meluas (indonesia brainware – Pakistan case?)

• Threat & Risk Assessment

• Insentif untuk penggunaan IP public (IPv4? IPv6?)

• Implementasi Dual capable network di backbone infrastructure dan IX

• Procurement Policy Review

• Persyaratan kompatibilitas IPv6 di seluruh pengadaan perangkat infrastruktur (operator & pemerintah)

• Building (comprehensive) IPv6 Awareness

• Dorongan penggunaan IP public di seluruh NAP, ISP

• Reminder kepada CIO operator, instansi pemerintah dan corporate user

• Reminder kepada KPDE/BPDE

• Stimulan untuk katalis aplikasi berbasis IPv6 (melalui mis. Sayembara)

• Event IPv6 portability (awareness untuk vendor perangkat)

2009

–

2011

Tahapan Transisi

• Inventarisasi Infrastruktur lanjutan

• Pertumbuhan aplikasi (konten) berbasis IPv6

• Joint IPv6 network (B2B)

2012

Tahapan Implementasi

• Aplikasi (content) berbasis IPv6 meluas

• Jaringan IPv6 in-place

• Dual capable network still in-place

Selanjutnya Taskforce IPv6 Nasional akan lebih meningkatkan koordinasi. Salah satunya dengan menyusun rincian kegiatan bersama masing-masing pemangku kepentingan terkait dan secara intensif melakukan pemantauan pelaksanaannya. Dengan demikian, akan dapat dipastikan terjadinya pencapaian road map sesuai yang diharapkan.




Memahami Pengalamatan Protokol     IP v4 dan Menganalisis Protokol

Protokol

Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer.Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras komputer, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya.Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Protocol digunakan untuk menentukan jenis layanan yang akan dilakukan pada internet.

Pengalamatan IP v4

Dalam jaringan komputer pengalamatan IP merupakan hal yang sangat penting karena pengalamatan ini merupakan pengidentifikasian suatu komputer pada jaringan sehingga memiliki identitas yang unik. Dengan adanya IP address maka dapat diketahui sumber ataupun tujuan dari pengiriman paket. Ipv4 menggunakan notasi biner yang memiliki panjang 32 bit. Pada dasarnya, arsitektur IPv4 menganut konsep classful addressing, yaitu pembagian ruang alokasi alamat ke dalam 5 kelas (50% A, 25% B, 12.5% C, 6.25% D,dan6.25% E). Bila direpresentasikan dengan notasi desimal, pembagian kelas ini dapat dilihat dari byte/oktet pertama seperti pada tabel dibawah ini;
Kelas IP
Byte Pertama
A
0 – 127
B
128 – 191
C
191 – 223
D
224 – 247
E
248 – 255

dari kelima kelas diatas, jenis alamat yang sering dipakai adalah alamat kelas A,B, dan C, sedangkan alamat kelas D biasanya digunakan untuk keperluan multicasting dan kelas E untuk keperluan Experimental. Pada IPv4 dikenal juga istilah subnet mask yaitu angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dan host ID.

IPv4 Address Syntax

Sistem pengalamatan pada IPv4 menggunakan notasi biner sebesar 32 bit yang dibagi atas 4 kelompok (setiap kelompok terdiri dari 8 bit atau oktet) dan tiap kelompok dipisahkan oleh sebuah tanda titik. IPv4 juga sering disebut sebagai sistem pengalamatan 4- oktet atau pengalamatan 4-bytes (1byte= 8bit).Untuk memudahkan pembacaan, penulisan alamat dilakukan dengan angka decimal dan diberi pemisah menggunakan tanda titik(dot) Dibawah ini contoh pengelompokkan IPv4 menggunakan notasi w, x, y, z

pengelompokan ip v4

Sebagai contoh misalnya 100.3.1.100 yang jika dinyatakan dalam binary menjadi 01100100.00000011.00000001.01100100. Dari 32 bit ini berarti banyaknya jumlah maksimum alamat yang dapat dituliskan adalah 2 pangkat 32, atau 4.294.967.296 alamat. Format alamat ini terdiri dari 2 bagian, netid dan hostid. Netid sendiri menyatakan alamat jaringan sedangkan hosted menyatakan alamat lokal (host/router). Dari 32 bit ini, tidak boleh semuanya angka 0 atau 1 (0.0.0.0 digunakan untuk jaringan yang tidak dikenal dan 255.255.255.255 digunakan untuk broadcast).

Dalam penerapannya, alamat internet ini diklasifikasikan ke dalam kelas (A-E).Alasan klasifikasi ini antara lain :

  • Memudahkan sistem pengelolaan dan pengaturan alamat-alamat.
  • Memanfaatkan jumlah alamat yang ada secara optimum (tidak ada alamat
  • yang terlewat).
  • Memudahkan pengorganisasian jaringan di seluruh dunia dengan
  • membedakan jaringan tersebut termasuk kategori besar, menengah,atau kecil.
  • Membedakan antara alamat untuk jaringan dan alamat untuk host/router.

Dengan perkembangan internet dan jaringan akhir akhir ini telah membuat internet protocol (IP) yang merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP dengan cepat menjadi ketinggalan zaman, dan alamat IPv4 pun juga akan habis terpakai.

IPv4 Address Prefixes

Representasi prefix dari alamat IPv4 adalah menunjukkan banyaknya jumlah alamat pada IPv4.Unutk menetukan panjang notasi dari alamat prefix, kamu bisa memulainya dengan cara merubah seluruh variable bit menjadi 0, kemudian konversi ke notasi decimal, dan tambahka potongan bit yang telah ditentukan(panjang prefix) diawal pengalamatan. Sebagai contoh misalnya alamat IPv4 adalah 131.107.0.0/16 memiliki 16 bit yang telah ditentukan (100000011 01101011). Awali pengalamatan dengan 16 bit sebelumnya yang telah ditentukan, kemudian merubah 16 bit terahir menjadi bit 0, sehingga hasilnya menjadi 1000000111 01101011 00000000 00000000 atau 131.107.0.0. Kemudian tinggal menambahkan potongan bit yang telah ditentukan (/16) untuk merepresentasikan alamat prefix dari 131.107.0.0/16.




Pengertian dan Sejarah Ip Address


A. Pengertian

IP address (Internet Protocol Address) adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai 128 bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan internet. Panjang dari angka ini adalah 32 bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128 bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

Sejarah IP

Pada tahun 1969, lembaga penelitina Departemen Pertahanan Amerika Serikat, DARPA (Defence Advance Research Projrct Agency) mendanai sebuah penelitian untuk mengembangkan jaringan komunikasi data antar computer. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aturan komunikasi data antar computer yang bekerja secara transparan, melalui bermacam-macam jaringan komunikasi data yang terhubung satu dengan yang lainnya dan tahan terhapa berbagai macam gangguan (bencana alam, serangan nuklir,dll).

Pengembangan jaringan ini ternyata sukses dan melahirkan ARPANET. Tahun 1982, ARPANET didemonstrasikan di depan peserta The First International Conference on Computer Communication dengan menghubungkan 40 node. Pada tahun 1979 berdirilah USENET yang pada awalnya menghubungkan Universitas Duke dan UNC. Grup yang pertama kali dibentuk dalam USENET adalah Grup Net.
Ukuran ARPANET sendiri semakin lama semakin membesar. Protocol komunikasi data yang digunakan pada waktu itu, yaitu NCP (Network Communication Protocol), tidak sanggup menampung node computer yang besar ini, DARPA kemudian mendanai pembuatan protocol komunikasi yang lebih umum. Protocol ini dinamakan TCP/IP , DARPA menyatakan TCP/IP menjadi standar untuk jaringannya pada 1982. Protocol ini kemudian diadopsi menjadi standar ARPANET pada tahun 1983. Perusahaan Bolt Neranek Newman (BBN) membuat protocol TCP/IP berjalan di atas computer dengan system operasi UNIX.
Pada tahun 1984, jumlah host di internet melebihi 1000 buah. Pada tahun itu pula diperkenalkan Domain Name System (DNS) yang mengganti fungsi table host. Tahun 1986, lembaga ilmu pengetahuan nasional Amerika Serikat U.S. National Science Foundation (NSF) mendanai pembuatan jaringan TCP/IP yang dinamai NSFNET. Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan lima pusat computer super dan memungkinkan terhubungnya universitas-universitas di Amerika Serikat dengan kecepatan jaringan tulang punggung sebesar 56 kbps. Jaringan inilah yang kemudian menjadi embrio berkembangnya internet.
Pada tahun 1987 berdiri UUNET yang saat ini merupakan salah satu provider utama internet. Tercatat pula pada tahun tersebut jumlah host melewati angka 10.000. setahun kemudian jaringan tulang punggung NSFNET ditingkatkan menjadi T1(1,544 Mbps). Perkembangan internet menjadi semakin luas dan sampai menjangkau Australia dan Selandia Baru pada tahun 1989. Dua tahun kemudian aplikasi di internet bertambah dengan diciptakannya Wide Area Information Servers (WAIS), gopher, dan World Wide Web (WWW). Pada tahun tersebut kecepatan jaringan tulang punggung NSFNET ditingkatkan menjadi T3 (45 Mbps).



1969 – 1989 IMP  (Interface Message Processor)


Adalah generasi pertama dari gateway yang saat ini dikenal sebagai router. Digunakan untuk interkoneksi peserta ke ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) dari akhir 1960-an hingga 1989. Bisa dikatakan sebagai nenek moyang dari IP address, yang terdokumentasi dengan nama RFC  1 (request for command). Berkapasitas 5 Bit address. Ada sebuah varian dari IMP yang disebut TIP yang menghubungkan terminal dan bukan untuk jaringankcomputer. IMP digunakan di pusat ARPANET sampai akhirnya dihentikan 20 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1989.


1977 – 1979

Bagaimana dengan IPv1, IPv2, IPv3?
Dalam RFC 791 IP didefinisikan versi pertama yang digunakan sebagai Internet Protocol. RFC adalah sebuah memorandum yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) menjelaskan tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku untuk kerja dari Internet dan system yang terhubung di Internet. Dan ternyata bukan versi 1 tapi versi 4!!, ini tentu saja mengartikan bahwa pada dasarnya protocol ini ada versi sebelumnya. Terlepas dari benar-benar ada atau tidaknya, IP dibuat saat fungsi-fungsinya terbagi dari TCP versi sebelumnya yang dikombinasikan antara fungsi TCP dan Fungsi IP. TCP berkembang melalui tiga versi sebelumnya dan terbagi dari TCP dan IP untuk versi keempat. Versi nomor 4 itu diaplikasikan untuk TCP maupun IP untuk konsistensinya. Meskipun dari namanya mengisyaratkan versi sebelumnya, namun IP versi 4 adalah yang pertama digunakan secara meluas pada TCP/IP yang modern.


1981 – sekarang
IPv4

Sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protocol jaringan TCP/IP untuk komunikasi antar node-nya, format alamat dalam Internet dinyatakan dalam nomor 32-bit (RFC1166) dan dibagi atas 4 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 8-bit atau octet, yang sekarang dinamakan Internet Protocol versi 4 yang masih digunakan sampai hari ini.


IPv5

Apa yang terjadi dengan IPv5? Jawabannya adalah tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari kebingungan. Masalah dengan versi 5 berhubungan dengan protokol TCP / IP eksperimental yang disebut Internet Protocol Streaming, yang awalnya didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Saya tidak mendapatkan informasi yang pasti untuk tahun awal dikembangkan, namun kalau mengacu dari RFC1190 itu adalah tahun 1990.


1995 – sekarang dan dimasa yang akan datang IPv6

Seiring dengan pertumbuhan Internet yang sangat pesat di seluruh dunia yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset  dan perhitungan pakar IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi selanjutnya setelah IPv4, setelah  pembahasan yang panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng) yang dapat menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address, bisa diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga belum akan habis (lebay sedikit J). Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider, Internet Exchange Point, militer, dan Universitas. 


A. Di Indonesia

sendiri sudah dialokasikan 17 prefix IPv6 untuk berbagai organisasi, mobile operator, IXP, dan ISP. Berdasarkan statistic dari badan pengembangan dan penyedia tunnel broker SixXS (www.sixxs.net) hingga saat ini yang aktif hanya 7 prefix dari 7 ISP (indo.net, Indosatnet serta CBN, pesatNET, dll).


B. Latar Belakang
IP address adalah hal paling dasar dan paling penting untuk diketahui dan dipelajari oleh orang-orang yang ingin belajar jaringan. Tapi, masih banyak orang yang mempelajari jaringan yang tidak tahu-menahu tentang apa itu IP dan bagaimana sejarahnya IP bisa diciptakan serta perkembangannya dari masa ke masa.


C. Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dan sejarah IP serta perkembangannya dari masa ke masa.


D. Alat dan Bahan
1. 1 buah PC atau Handphone yang bisa terkoneksi internet
2. Koneksi Internet


E. Waktu Pelaksanaan
Kondisional (Tergantung kecepatan internet, kecepatan membaca, dan tingkat pemahaman)


F. Kesimpulan
Dengan mengetahui pengertian dan sejarah IP serta perkembangannya dari masa ke masa, kita lebih mengenal IP address lebih dalam. Jadi, kita tidak hanya tahu tentang kegunaan IP address, tapi juga pengertian dan sejarahnya.






Pengertian dan Perbedaan IPv4 dengan IPv6


IP Address yang sering digunakan ini menggunakan basis TCP/IP karena lebih sederhana, dan lebih mudah untuk di mengerti. Sedangkan di OSI Layer sendiri memiliki IP Address sendiri, yang tentu saja berbeda dengan TCP/IP. Tetapi di dunia ini yang lebih sering dikenal dan digunakan IP Address TCP/IP (Baca: Sejarah dan Perkembangan Internet).Bagi Anda yang mempelajari Internet dan Komunikasi atau Jaringan Komputer, pasti sudah tidak asing dengan yang namanya IP Address. IP Address adalah suatu penomoran pada sebuah komputer sebagai identitas. Kalau di sederhanakan, seperi sebuah nama alamat rumah. Jadi tiap komputer memiliki alamat penomorannya masing – masing. Satu dengan yang lainnya tidak sama atau unik.

IP Address sendiri dibagi menjadi 2, yaitu IP Address Private dan IP Address Public. IP Address Private biasanya didaptkan oleh pengguna user rumahan atau sekala kecil. IP Address Private ini didapatkan setelah melakukan Subnetting. IP Address Public biasanya dimiliki dalam skala besar, seperti Hosting, ISP, Data center, dan perusahaan Web.

Saat ini yang digunakan di dunia adalah IPv4 (IP Address Versi 4), mulai digunakan sejak tahun 1981. Tetapi sejak sekitar tahun 1990 sudah disimulasikan bahwa IPv4 akan mencapai titik jenuh atau IP Address di IPv4 akan habis. Dan sejak pada tahun 1996, IPv6 di kembangkan sebagai pengganti IPv4. IPv4 menggunakan 32 bit, jumlah Address yang dimiliki oleh IPv4 sebesar = 232 = ±4 milyar host. Itu artinya alamat di IPv4 akan habis pada saat jumlah manusia sudah mencapai 4 milyar lebih. Bayangkan saja jumlah penduduk India, China, Indonesia, Amerika Serikat dan Uni Eropa kalau dijumlahkan mungkin sudah mencapai angka 3 milyar lebih. Belum dijumlahkan dengan penduduk lain. Pasti angkanya akan mendekati 4 milyar jiwa.

Tabel IPv4 dengan IPv6

Guna mengatasi masalah tersebut, digunakanlah IPv6. Karena IPv6 berjumlah 128 bit, 2128 atau lebih dari 4 milyar sudah pasti tidak ada kekhawatiran mengenai habisnya IP address. Karena IPv6 memiliki jumlah alamat yang cukup banyak sebesar 340, 282, 366, 920, 938, 463, 463, 374, 607, 431, 768, 211, 456.

Berikut ini beberapa perbedaan IPv4 dengan IPv6:

Kelas Pengalamatan

Di dalam IPv4 dikenal dengan kelas pengalamatan, yang terdiri dari 5 kelas yaitu Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D dan kelas E. Biasanya yang dipakai oleh umum ada di kelas A, B, dan C, sedangkan Kelas D untuk multicast dan Kelas E untuk penelitian. Namun kadang ada yang menyebut Kelas D dan E itu di satukan.

Sedang di dalam IPv6, tidak dikenal penamaan kelas-kelas tersebut. Tetapi di dalam IPv6 dikenal jenis pengalamatan, yaitu Pengalamatan Unicast, Pengalamatan Multicast, dan pengalamatan Anycast. Alamat Unicast dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu Alamat Link Local, Alamat Site Local, dan Alamat Global.

Routing

Di IPv4, memiliki jalur yang lebih lambat dalam melakukan routing, hal ini dikarenakan adanya pemeriksaan header MTU di setiap routing dan switching. Sedangkan di IPv6, proses routing menjadi lebih sederhana. Dengan begini proses routing di IPv6 menjadi lebih sederhana dan cepat.

Mobile IP

Dukungan IPv4 terhadap mobile, sangat kurang. Karena IPv4 tidak diperuntukkan untuk sebuah mobile. Karena itu sering terjadi roaming. Sedangkan pada IPv6 mendukung sistem mobile di dalam desain IP. Jadi tidak salah IPv6 disebut juga sebagai Mobile IP.

Keamanan

Untuk menjaga keamanan IPv4 mengggunakan IPsec, sebagai fitur keamanannya. Tetapi sayangnya fitur ini hanya sebagai fitur tambahan. Sedangkan di IPv6, IPsec secara default telah digunakan. Jadi setiap proses akan melewati IPsec terlebih dahulu.



Apa itu IP Address versi 4 (IPv4)?

Setelah Anda membaca artikel Fungsi IP Address kali ini kita akan membahas khusus mengenai IP addres versi 4 (ipv4). Sebenarnya apa itu ipv4? IPv4 adalah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protokol TCP/IP dengan panjang 32bit dengan jumlah total hostnya adalah 4 milyar tepatnya adalah 4.294.967.296 host yang tersebar di seluruh dunia. Dari mana angka 4 milyar tersebut? angka tersebut didapatkan dari 256 atau 8 bit (antara 0-256) dipangkatkan dengan 4 (karena ada 4 oktet) maka nilai maksimal dari ip v4 adalah 255.255.255.255 maka 256x256x256x256=4.294.967.296 host. Namun saat ini sudah beredar bahwa Ipv4 ini akan habis maka dikembangkanlah ipv6.

contoh ip v4 ini adalah:
192.168.0.100
192.168.100.0
dst


PENGALAMATAN IPV4

Pada gambar diatas dapat terlihat, bahwa penulisan ipv4 ini adalah dalam notasi titik, yang dibagi menjadi 4 oktet yang berukuran 8 bit. Alamat IP yang dimiliki oleh host dapat dibagi atau dikelompokkan dengan menggunakan subnet mask yang berbeda, yaitu:

  • NetID (Network Identifier) jenis ini membedakan/mengidentifikasi alamat jaringan di mana host berada.
  • HostID (Host Identifier) membedakan/mengidentifikasi alamat host (berupa workstation, server, atau sistem yang lainnya)

JENIS ALAMAT IP ADDRESS

Berdasarkan jenis Alamatnya, IPv4 dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

  • Alamat Unicast,
    antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Jaringan Internal atau disebut dengan internetwork. Unicast dapat dimanfaatkan dalam komunikasi Point to Point atau satu ke satu. Jika pada suatu instansi tidak terkoneksi ke internet, maka semua ruang kelas alamat pada unicast dapat digunakan. Jika terkoneksi dengan internet yang terhubung ke router, maka alamat yang dapat digunakan adalah 2 jenis yaitu Public Address dan Private Address.
  • Alamat Multicast,
    alamat yang dapat digunakan untuk menyampaikan satu paket untuk banyak penerima. Sebuah paket yang ditujukan ke suatu alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan yang sedang berada dalam kondisi listening. Dengan cara multicast ini, akan lebih efisien untuk mengirimkan paket data. Untuk menggunakan sistem multicast, Anda dapat menggunakan IpV4 kelas D yaitu 224.0.0.0/4.
  • Alamat Broadcast,
    digunakan untuk menyampaikan paket data secara satu untuk semua. Jika host mengirimkan paket data dengan tujuan broadcast, maka semua host yang ada dalam segment tersebut akan menerima paket yang dikirim dan segera memprosesnya. Perbedaan dengan unicast dan multicast adalah ip broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan, tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
    Ada 4 jenis dalam broadcast ini, yaitu Network, subnet, all subnet directed dan limited broadcast. Pada setiap jenis alamat tersebut, paket ip dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan. Sebagai contoh, jaringan Ethernet semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.

KELAS ALAMAT IP ADDRESS

Berdasarkan kelasnya, IPv4 dapat dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu:

  • Kelas A (1–126) alamat ini digunakan dalam skala besar. Format yang digunakan: 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh. Pada Alamat IP kelas A mempunyai Bit pertama dengan nilai : 0. Panjang suatu Network ID yang dimiliki alamat ip kelas A adalah : 8 bit. Alamat IP kelas A memiliki Panjang sebuah Host ID adalah : 24 bit. Nilai Byte pertama pada alamat IP kelas A adalah : 0 s/d 127
    Rangkaian Range IP Pada kelas A bisa di contohkan seperti berikut ini : 1.165.2.5 sampai 126.139.0.7. Kelas A mempunyai Jumlah IP sebanyak: 16.777.214 IP address pada stiap bagiannya pada kelas A
  • Kelas B (128–191) digunakan skala besar maupun menengah Format yang digunakan: 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh. Pada Alamat IP kelas B mempunyai Bit pertama dengan nilai : 10. Panjang suatu Network ID yang dimiliki alamat ip kelas B adalah : 16 bit. Alamat IP kelas B memiliki Panjang sebuah Host ID adalah : 16 bit. Nilai Byte pertama pada alamat IP kelas A adalah : 128 s/d 191
    Rangkaian Range IP Pada kelas B bisa di contohkan seperti berikut ini : 128.130.3.2 sampai 191.145.5.4. Kelas A mempunyai Jumlah IP sebanyak: 65.535 IP address pada stiap bagiannya pada kelas B
  • Kelas C (192-223) jaringan skala kecil Format yang digunakan: 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh. Pada Alamat IP kelas C mempunyai 3 Bit pertama dengan nilai : 110. Panjang suatu Network ID yang dimiliki alamat ip kelas C adalah : 24 bit. Alamat IP kelas C memiliki Panjang sebuah Host ID adalah : 8 bit. Nilai Byte pertama pada alamat IP kelas C adalah : 192 s/d 223
    Rangkaian Range IP Pada kelas C bisa di contohkan seperti berikut ini : 192.168.2.15 sampai 223.168.5.9. Kelas C mempunyai Jumlah IP sebanyak: 254 IP address pada stiap bagiannya pada kelas C
  • Kelas D (224-239) multicast
    Pada IP Address yang memiliki tipe kelas D ini, tujuan awalnya memang diperuntukkan pada multicasting, kelas ini juga tidak lagi dilakukan pembahasan mengenai masalah netid dan hostidnya. pada kelas D ini memiliki jumlah pada 4 bit pertamanya dengan nilai 1110, jadi sudah bisa ditafsirkan jika byte pertama pada kelas D ini berkisar pada angka 224 s/d 247 4. Bit Pertama yang dimiliki kelas D adalah : 1110
    Jumlah Range yang dimiliki kelas D ini dimulai dengan nilai : 224 – 247
  • Kelas E(240-255) reservasi, biasanya digunakan untuk eksperiment


                                Daftar Pusaka

1. Aldwin Nayoan. 2019. apa itu ip address?penertian dan jenis - jenisnya https://www.google.com/amp/s/www.niagahoster.co.id/blog/ip-address-adalah/ Diakses 06 febuari 2021 waktu 15:59

2. Gatot S. Dewa Broto. 2008. Siaran Pers KOMINFO Krisis Ketersediaan Alamat Protokol Internet versi 4 (IPv4). https://sdppi.kominfo.go.id/berita-krisis-ketersediaan-alamat-protokol-internet-versi-4-ipv4-26-794. Diakses 06 febuari 2021

3. _____. 2016. Memahami Pengalamatan Protokol IP v4 dan Menganalisis Protokol. http://blog.unnes.ac.id/setyani/2016/03/22/memahami-pengalamatan-protokol-ip-v4-dan-menganalisis-protokol/. Diakses 06 febuari 2021

4. gooyaabi 2015. Pengertian dan Sejarah Ip Address. https://selviaracomson.blogspot.com/2016/12/pengertian-dan-sejarah-ip-address.html. Diakses 06 febuari 2021

5. aditya. 2013. Pengertian dan Perbedaan IPv4 dengan IPv6. https://www.riautelevisi.com/berita-pengertian-dan-perbedaan-ipv4-dengan-ipv6.html. Diakses 06 febuari 2021

6. Rhiel. 2017. Apa itu IP Address versi 4 (IPv4). https://rhiel.id/apa-itu-ip-address-versi-4-ipv4/. Diakses 06 febuari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7. Perangkat jaringan komputer

13 arsitektur sistem operasi windows 10

5 Subnetting Ipv4 model VLSM